PENALARAN DEDUKTIF

1. PENGERTIAN PENELARAN SECARA UMUM


1.1 PENGERTIAN MENURUT PARA AHLI

Shurter dan Pierce (dalam Shofiah, 2007 : 14) menjelaskan bahwa secara garis besar terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran deduktif adalah cara menarik kesimpulan khusus dari hal-hal yang bersifat umum. Sedangkan penalaran induktif adalah cara menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat khusus.

Menurut Suriasumantri (dalam Shofiah, 2007 :15) penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang berupa penarikan kesimpulan yang umum atau dasar pengetahuan tentang hal-hal yang khusus. Artinya,dari fakta-fakta yang ada dapat ditarik suatu kesimpulan.
Kesimpulan umum yang diperoleh melalui suatu penalaran induktif ini bukan merupakan bukti. Hal tersebut dikarenakan aturan umum yang diperoleh dari pemeriksaan beberapa contoh khusus yang benar, belum tentu berlaku untuk semua kasus.

jadi, Penalaran adalah proses berfikir yang bertolak dari pengamatan indera yang menghasikan sejumlah konsep dan pengertian.

2. PENALARAN DEDUKTIF

2.1 PENGERTIAN PENALARAN DEDUKTIF

Adalah suatu penalaran yang berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang karenanya telah diketahui atau diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus.

penalaran deduktif didasarkan atas prinsip, hokum, teori atau putusan lain yang berlaku umum untuk suatu hal ataupun gejala. Berdasarkan atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan bagian dari hal atau gejala diatas. Dengan kata lain, penalaran deduktif bergerakk dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.

Contoh :

Sebuah sistem generalisasi.

Laptop adalah barang eletronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi, DVD Player adalah barang elektronik dan membutuhkan daya listrik untuk beroperasi,

Generalisasi : semua barang elektronik membutuhkan daya listrik untuk beroperasi.

3. MACAM MACAM PENALARAN DEDUKTIF

3.1 SILOGISME.

3.1.1 PENGERTIAN SILOGISME.

Silogisme adalah suatu pengambilan kesimpulan, dari dua macam keputusan (yang mengandung unsure yang sama, dan salah satunya harus universal) suatu keputusan yang ketiga, yang kebenarannya sama dengan dua keputusan yang mendahuluinya.

Contoh :

P1 : semua manusia pasti akan meninggal

P2 : Budi adalah manusia

K : Budi pasti meninggal

3.2 MACAM-MACAM SILOGISME

Penyimpulan deduksi yang telah kita ketahui sekedarnya dapat kita laksanakan melalui teknik-teknik, silogisme kategori baik melalui bentuk standardnya maupun bukan, silogisme merupakan bentuk penyimpulan tidak langsung dikatakan demikian karena dalam silogisme kita menyimpulkan pengetahuan baru yang kebenarannya di ambil secara sintetis dari dua permasalahan yang dihubungkan dengan cara tertentu. Berikut adalah macam-macam Silogisme yang terdapat dalam penalaran deduktif yaitu :

· Silogisme kategorik

· Silogisme hipotekik ,

· Silogisme disyungtif

· SILOGISME KATEGORIK

Merupakan silogisme yang semua posisinya merupakan proposisi kategorik, demi sebuah kesimpulan maka pangkal umum tempat kita berpijak harus merupakan proposisi universal, sedangkan pangkalan khusus tidak berarti bahwa proposisinya harus partikuler atau sinjuler , tetapi juga proporsisi universal tetapi ia diletakan dibawah aturan pangkalan umumnya.

Silogisme kategorik bisa disebut juga silogisme yang terjadi dari tiga proposisi.

Contoh :

Premis umum : Premis Mayor (My)
Premis khusus : Premis Minor (Mn)
Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh silogisme Kategorial:
My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn : Badu adalah mahasiswa
K : Badu lulusan SLTA

My : Tidak ada manusia yang kekal
Mn : Socrates adalah manusia
K : Socrates tidak kekal

· SILOGISME HIPOTESIS

Adalah argument yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik yang menetapkan atau mengingkari terem antecindent atau terem konsecwen premis mayornya.

Silogisme hipotesis yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi conditional hipotesis.


Contoh :


My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn : Air tidak ada.
K : Jadi, Manusia akan kehausan.

My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati.
Mn : Makhluk hidup itu mati.
K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara.

· SILOGISME ALTERNATIF

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternative.

Proposisi alternative yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya menolak alternative yang lain.

Contoh :

My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.

Mn : Nenek Sumi berada di Bandung.

K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.

Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung

4. ENTIMEM

Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.

Contoh entimen:

1) Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.

2) Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima.

Referensi :

http://hadirukiyah2.blogspot.com/2009/09/silogisme-pengertian-bagian-bagian-dan.html

http://arifsubarkah.wordpress.com/2010/04/14/macam-macam-silogisme/

http://nopi-dayat.blogspot.com/2010/03/penalaran-deduktif.html

http://shavie140188.blogspot.com/2009/06/silogisme.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MUSIC


MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com